Kamis, 22 Desember 2011

Basarnas Lanjutkan Pencarian Korban Kapal Imigran Tenggelam

Basarnas Lanjutkan Pencarian Korban Kapal Imigran Tenggelam

suarasurabaya.net| Dua tim evakuasi kembali melakukan pencarian korban kapal tenggelam berpenumpang ratusan imigran gelap asal Timur-Tengah di sekitar perairan Trenggalek, Jawa Timur, Minggu pagi.

"Tadi sudah kami berangkatkan satu kapal berisi sekitar 15 anggota tim evakuasi dari Basarnas, Polair, serta sejumlah nelayan yang menjadi relawan. Satu kapal lagi sedang bersiap berangkat," kata Kelik Henggar Purwanto Koordinator Basarnas Trenggalek, Minggu (18/12/2011), seperti dilansir Antara.

Ia tidak memastikan sampai kapan proses pencarian akan mereka lakukan. Sebab, menurut dia kebijakan mengenai batasan maupun optimalisasi pencarian akan ditentukan langsung oleh Koordinator SAR III Provinsi Jatim yang saat ini menangani langsung dari Surabaya.

"Yang pasti pencarian akan kami lakukan semaksimal mungkin. Idealnya, dalam situasi 'emergency' kebencanaan seperti ini, evakuasi biasanya berlangsung selama tujuh hari, tapi keputusan itu menjadi kewenangan SMC (SAR Mitigation Coordinator) yang dikendalikan langsung oleh Kepala SAR III Jatim di Surabaya," katanya.

Pencarian sekaligus penyelamatan para korban kapal berisi sarat penumpang imigran gelap dari kawasan Timur-Tengah itu, telah dilakukan sejak sehari sebelumnya, yaitu Sabtu (17/12/2011) sekitar pukul 17.00 WIB.

Namun, upaya itu sejauh ini belum membuahkan hasil. Dua kapal nelayan yang dikerahkan menuju lokasi kejadian yang diperkirakan berjarak sekitar 40 mil dari Pantai Prigi akhirnya terpaksa kembali ke pelabuhan dengan "tangan hampa".

Upaya pencarian korban yang diperkirakan berjumlah 200 orang lebih tersebut pada akhirnya tidak membuahkan hasil lantaran kapal berkapasitas 100 penumpang yang sebelumnya dalam posisi terbalik di lokasi kejadian, tidak lagi terlihat.

Begitupun para korban yang sebelumnya sempat terlihat masih bertahan dengan cara berpegangan pada badan kapal yang tertelungkup, saat tim evakuasi tiba, mereka sudah tidak lagi terlihat.

"Sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan saat kami tiba di sana. Cuacanya sangat ekstrem sehingga menyulitkan kami dalam melakukan pencarian," ujar M Saleh, salah seorang nelayan yang ikut melakukan upaya evakuasi.

Dituturkan Saleh, sejak tadi malam hujan deras dan ketinggian ombak meningkat drastis, dari sebelumnya hanya berkisar dua meter menjadi sekitar lima meter lebih.

Selain itu, lanjut Saleh, kecepatan arus sangat tinggi, yakni mencapai kisaran 5-6 mil per jam, dengan menuju timur lurus. "Mengacu pada informasi dari tim evakuasi yang sudah ke lokasi kejadian, maka upaya pencarian kali ini kami fokuskan dari titik tenggelamnya ke kapal ke arah timur," ujar Kelik membenarkan.

Insiden kapal tenggelam yang memuat sekitar 250 orang imigran gelap dari Afganistan, Turki, Iran, dan Arab Saudi diperkirakan terjadi pada Sabtu (17/12) pagi, sekitar pukul 09.00 WIB, akibat kelebihan muatan.

Kapal terbuat fiber yang diduga berangkat dari daerah Jawa Barat atau Jakarta itu seharusnya hanya diperbolehkan memuat penumpang maksimal 100 orang, namun pada prakteknya diisi hingga 250-an orang lebih.

Akibatnya, kapal yang sedianya digunakan untuk menyelundupkan manusia dengan tujuan Pulau Cristmast Australia itu akhirnya kehilangan kesimbangan dan terbalik saat baru sampai di selatan Perairan Trenggalek. Seluruh penumpang tumpah ke laut, sebagian tenggelam dan sebagian lagi terus terapung hingga akhirnya datang kapal nelayan Prigi melakukan pertolongan.

Sampai berita ini diturunkan, baru 33 orang dipastikan selamat, dengan dua di antaranya dalam kondisi kritis dan harus menjalani perawatan intensif. Selebihnya, para korban lain sampai saat ini kondisi dan rimbanya belum diketahu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar